Sunday, August 4, 2013

MAJALENGKA DI HANTAM METEOR RAKSASA

Sebuah hipotesa baru di ungkapkan oleh profesor koesoemadinata, sebuah hipotesa yang beliau persembahkan untuk para pendengar dongeng geologi,yaitu tentang fenomena GEO-CIRCLE yang mirip-mirip dengan fenomena CROP-CIRCLE yang baru-baru ini sempat menggemparkan dan menjadi buah bibir di mana-mana.

GEO-CIRCLE : SEKITAR 4 JUTA TAHUN YANG LALU MAJALENGKA PERNAH DI HANTAM RENTETAN HUJAN METEOR RAKSASA

ditulis oleh : R.P.KOESOEMADINATA

Gurubesar Emeritus Geologi Institute Teknologi Bandung

Suatu penelitian sekilas pada Google Earth map memperlihatkan bahwa adanya Geo Circles (saya meniru istilah crop circles yang diberitakan di sekitar Jogya) bersekala besar di daerah barat daya Majalengka (gb.1). Bentuk morfologi ini pernah dipetakan secara geologi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, P3G (sekarang Pusat Survai Geologi, Bandung), dan ditafsirkan sebagain anjakan (thrusting) yang melengkung pada Lembar Arjawinangun (sekala 1: 100.000) yang diterbitkan tahun 1973 (gb-3).

Namun struktur geo-circles ini sulit untuk dapat dijelaskan sebagai gejala tektonik, sebagai anjakan (thrusting) walaupun usaha untuk menjelaskan dengan ”gliding tectonics” (tektonik longsoran) sering diajukan,. Penjelasan demikian tidak memuaskan karena struktur anjakan (thrusting, sesar naik) yang berbentuk setengah lingkaran (semi-circles) ini menghadap ke semua arah penjuru angin, sehingga memerlukan keberadaan suatu pusat tinggian, yang justru tidak ada. Juga jurus tektonik regional (regional tectonic trend) sini ada mengarah Barat-laut –Tenggara relatif tanpa gangguan. Justru pusat-pusat geo-circles ini merupakan cekungan, antara lain Cekungan Sungai Cilutung, yang dapat ditafsirkan sebagai kawah raksasa yang di bentuk karena dihantam oleh suatu rentetan beberapa meteor berukuran besar (a train of meteors). Gejala geo-circles baratdaya Majalengka ini merupakan suatu kompleks kawah meteor, dan paling tidak dapat dihitung adanya 5 kawah hantaman (impact craters) , yang saling bertumpukan pada citra Google Earth Map ini (lihat gb.-2).

Dasar kawah ini ditutupi oleh batuan pasir tufaan Formasi Citalang, yang ditetapkan umurnya sebagai Pliocene, sekitar 4 juta tahun yang lalu. Dengan demikian kompleks kawah meteor tersebut berumur paling tua 4 juta tahun yang lalu. Keberadaan adanya ”multi- meteor craters” di satu tempat dapat dijelaskan dengan membenturnya iring-iringan meteor yang terdiri pecahan asteroid yang menghantam bumi, sebagaimana halnya dengan yang terjadi di Jupiter beberapa tahun yang lalu yang dibentur secara beruntun oleh Levy-Schumacher 9 yang terdiri dari iring-iringan 9 buah meteor.

Namun demikian, penafsiran ini perlu diteliti lebih lanjut sebagain”ground-check”, terutama meneliti ulang susunan dan kandungan dari lapisan batuan yang membentuk dinding kawah-kawah ini. Diketemukan adanya pecahan batu meteorite tentu akan membuktikan kebenaran ini. Ground check sekilas telah dilakukan pada semi-circle yang paling barat, yaitu sebelah barat sungai Cisaar, namun ternyata dinding kawah ini ditutupi hutan yang lebat, sehingga tidak diketemukan adanya singkapan untuk mengetahui susunan batuannya.

Jika benar geo-circles ini adalah kawah hantaman meteor, maka ini pertama kalinya diketemukan meteor crater di Indonesia. Di negara lain seperti Australia, Asia, Afrika, Eropa, Amerika bahkan di Antartika, sudah banyak diketemukan gejala ini, tetapi jumlahnya sekitar 100 –san (lihat gambar paling atas) Jika sendainya benar bahwa ’geo-circles” ini adalah disebabkan hantaman meteor (meteoric impact) ini mempunyai konsekwensi ekonomis, karena di Mexico suatu hantaman meteor bukan saja membentuk kawah tetapi juga meretakkan batuan di bawahnya dan telah membentuk reservoir minyakbumi. Namun tentu ini masih sangat spekulatif.

SEBUAH RIWAYAT YANG PERNAH TERJADI SEBAGAI HIPOTESA YANG TENTU SAJA HARUS MELALUI SEBUAH PENELITIAN YANG AKURAT..TERGANTUNG KITA MENYIKAPI SAJA HASIL HIPOTESA INI..TERIMA KASIH DARI PENULIS